Namaku Sam. Awalnya aku seorang yang punya segudang harta dan kekayaan yang melimpah. Aku seorang anak piatu karena Ibu ku sudah lama dipanggil kembali ke pangkuan Yang Mahakuasa sejak aku dilahirkan ke dunia ini. Ayahku seorang pengusaha sukses dan bisa dibilang ayahku adalah ayah yang terbaik di dunia ini. Aku sangat menyayangi ayahku begitu juga sebaliknya. Tapi hari itu semuanya berubah. Ayahku mulai berfoya-foya dengan harta kekayaan nya. Judi dan Miras telah menjadi bagian dari kesehariannya. Kehidupan kami mulai terlilit hutang yang membuat semua kebahagiaan kami mulai pudar dan menghilang.
Koran??? Mungkin cuma itu tulang punggung keluarga kami. Aku harus banting tulang sebagai loper koran untuk menghidupi aku dan ayahku yang kini telah jatuh sakit dan bahkan tidak dapat bergerak untuk mencari nafkah seperti dulu lagi. Hutang-hutang membuat satu demi satu yang kami miliki menghilang. Setiap hari nya aku harus turun ke jalan bersama seorang sahabat ku “Jack” untuk berjualan koran. Setiap harinya aku selalu berpikir betapa berbedanya hidupku sekarang ini dengan apa yang pernah ku jalani selama ini.
Aku bertemu dengan teman-teman lamaku Robby, Norris, Mike, dan Doni. Mereka sahabat-sahabatku ketika aku masih seorang konglomerat. Mereka menawarkan bisnis Narkotika kepadaku. Sebenarnya aku tidak mau menerima tawaran tersebut tapi setelah dipikirkan lebih matang, akhirnya aku menerima tawaran mereka.
Setelah hari itu, lambat laun hidupku kembali seperti dulu. Hutang-hutang telah kulunasi. Kini hidup yang ku inginkan telah kembali kepada diriku. Tuhan mempertemukan aku kepada seorang yang telah Ia rencanakan untuk menjadi kekasihku. Pelan-pelan aku mulai mendekatinya dan ternyata ia mempunyai perasaan yang sama denganku. Sungguh disesalkan ternyata aku telah terjangkit virus HIV/AIDS dan aku memutuskan untuk merahasiakan hal ini dari ayah dan Stella, kekasihku. Hidupku telah didiagnosa tidak akan bertahan lama lagi. Hari-hari kulalui bersama Stella, begitu berwarna sebelum ajal menjemput. Suatu hari sepulang kencan, Stella mengetahui aku seorang ODHA, dan ia sangat marah kepadaku.
Ayahku telah meninggal. Separuh jiwaku terasa pergi meninggalkanku. Kehilangan orang terkasih untuk selamanya dan kini aku sebatang kara. Stella pun kembali dan mengerti serta menerima ku apa adanya. Ketika kami pergi kesuatu tempat ketika pertama kali aku mengutarakan perasaan ku kepadanya, kami mengenang segala sesuatu nya.
Beberapa menit berlalu.. Tuhan menjemputku ketempatNya. Kehidupan berhenti dan nafaspun berhembus meninggalkan ragaku.

† Khok Cha Production †